Pacitan (Realita Pacitan) – Proyek renovasi Sekolah Rakyat (SR) gelombang dua di Pacitan hampir rampung. Gedung yang sebelumnya merupakan balai latihan kerja tak terpakai itu kini disulap menjadi sekolah dengan fasilitas lengkap. Pekerjaan finishing terus dikebut, seperti pengecatan, detailing, hingga pembangunan dapur.
“Untuk renovasi, tinggal bagian atap saja yang belum selesai,” ujar Ino Sukawardhana, kontraktor pelaksana dari Kementerian Pekerjaan Umum Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Timur, saat ditemui Rabu (30/7/2025).
Selain bangunan utama, pembangunan asrama dan mushola yang berada di depan gedung juga tengah dikerjakan. Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa pekerja masih membuat pondasi dan melakukan pengurukan.
“Pekerjaan fisik tambahan ini baru mencapai sekitar 45 persen. Asrama dan mushola masih dalam proses pembangunan,” tambahnya.
Karena belum tersedia fasilitas asrama, pihaknya juga membangun hunian sementara berupa modul box (Mobox) dengan sistem knock-down. Proyek renovasi ini menelan anggaran sekitar Rp 4,5 miliar dan ditargetkan rampung sebelum 7 Agustus 2025.
“Pondasi sedang disiapkan. Ditargetkan Mobox bisa selesai dan difungsikan pada Selasa, 7 Agustus mendatang,” jelas Ino.
Namun di sisi lain, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pacitan masih mengalami kendala dalam menjaring calon siswa. Hingga saat ini, baru 27 anak yang mendaftar dari total kuota 100 siswa. Salah satu faktor rendahnya minat diduga karena tahun ajaran baru sudah dimulai dua pekan lalu.
“Pendaftaran Sekolah Rakyat tetap dibuka hingga proses belajar mengajar dimulai. Kami juga turun langsung ke desa-desa untuk menjaring anak-anak putus sekolah,” terang Plt Sekretaris Dinsos Pacitan, Luky Puspitosari.
Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan gratis yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera yang kesulitan mengakses sekolah formal. Pemerintah berharap, melalui program ini, angka putus sekolah di Pacitan dapat ditekan secara signifikan. (zah)
