Pacitan – Harapan petani tembakau di Pacitan tak sepenuhnya pupus, meski musim tanam tahun ini penuh tantangan. Berbagai program bantuan dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) hadir sebagai penyokong semangat di tengah cuaca yang tak menentu.
Bukan hanya berupa bantuan langsung tunai (BLT), DBHCHT juga digunakan untuk pelatihan, penyediaan sarana produksi, hingga peningkatan mutu hasil panen. Pemerintah daerah optimistis, upaya ini akan memberi dampak jangka panjang pada kesejahteraan petani tembakau di wilayah tersebut.
Kemitraan antara petani dan perusahaan pun terus dijalin. Untuk komoditas virginia, petani menggandeng PT SADANA dari Ponorogo, sedangkan untuk tembakau grompol, kerja sama dilakukan dengan PT AOI dari Klaten. Meski begitu, sebagian petani tetap memilih jalur penjualan mandiri demi fleksibilitas harga. Saat ini, harga tembakau rajangan berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 52.000 per kilogram, sedangkan tembakau basah dijual sekitar Rp 2.500 per kilogram.
Pacitan sebenarnya memiliki potensi areal tanam tembakau hingga 4.000 hektare. Namun, cuaca yang kerap tak bersahabat menjadi penghambat utama optimalisasi lahan. Tahun ini, curah hujan tinggi sejak awal musim tanam membuat lahan pertanian tergenang dan tanaman rusak.
“Hingga akhir Juni, luas tanam baru mencapai 233 hektare dari target 503 hektare. Banyak petani yang harus menyulam, bahkan menanam ulang hingga tiga kali,” jelas Sugeng Santoso, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pacitan, Selasa (23/7).
Beberapa petani terpaksa berpindah ke lahan dataran tinggi yang lebih aman dari genangan air. Meski begitu, semangat mereka tetap tak surut.
“Alhamdulillah, walau harus tanam ulang sampai tiga kali, kami tetap bersyukur karena ada bantuan BLT dari DBHCHT. Itu sangat membantu untuk biaya produksi,” tutur Warsito, petani asal Kecamatan Tegalombo.
Musim tanam kali ini memang menguji ketahanan para petani. Namun berkat dukungan pemerintah dan kemauan kuat untuk terus beradaptasi, harapan akan panen yang membaik tetap tumbuh di tengah cuaca yang tak menentu.