PACITAN (realitapacitan.com)— Permintaan terhadap produk-produk penghargaan seperti piala, medali, dan plakat di Kabupaten Pacitan mengalami lonjakan signifikan menjelang dan setelah peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Lonjakan ini membawa angin segar bagi para pelaku industri kreatif lokal, khususnya para pengrajin.
Salah satu pengrajin yang merasakan dampaknya adalah Imam Bukhori (40), pemilik Aida Trophy yang berlokasi di Jl. Sunan Maulana Malik Ibrahim, Ngetol, Widoro, Kecamatan Pacitan, Jawa Timur. Imam mencatat peningkatan pesanan lebih dari dua kali lipat dalam dua bulan terakhir.
“Biasanya kami menerima sekitar 50–100 pesanan per bulan, tapi sejak Agustus sudah tembus lebih dari 200 pesanan,” ujar Imam saat ditemui di workshop-nya, Jum’at (12/9/2025).
Permintaan tidak hanya datang dari sekolah-sekolah, instansi, dan komunitas lokal, tetapi juga dari luar daerah seperti Ponorogo, Trenggalek, hingga Tulungagung. Kebutuhan ini umumnya untuk mendukung berbagai kegiatan seperti lomba 17-an, turnamen olahraga antar kampung, dan pekan prestasi di sekolah-sekolah.
Untuk memenuhi lonjakan pesanan, Imam menambah tenaga kerja harian lepas serta memperpanjang jam operasional produksi. Ia menyebut, peningkatan kali ini datang lebih awal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Biasanya puncak pesanan di akhir tahun, tapi sekarang sudah ramai sejak awal Agustus. Mungkin karena banyak acara yang digelar bersamaan,” jelasnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pacitan, Acep Suherman, menyambut positif tren peningkatan permintaan ini. Ia menyebut hal tersebut sebagai sinyal menggeliatnya ekonomi lokal, khususnya di sektor industri kreatif.
“Kami siap memberikan pelatihan, akses permodalan, hingga bantuan alat produksi agar para pengrajin bisa meningkatkan kapasitas mereka,” kata Acep.
Ia menambahkan, dinasnya saat ini tengah merancang program inkubasi bisnis bagi para pelaku usaha piala dan souvenir agar dapat bersaing di pasar nasional.
Di tengah tingginya permintaan, Imam tetap menekankan pentingnya menjaga kualitas. Ia mengaku lebih selektif dalam memilih bahan baku dan memperketat proses kontrol kualitas.
“Satu produk buruk bisa mencoreng reputasi. Karena itu, saya selalu tekankan ke tim untuk tidak mengorbankan kualitas demi kecepatan produksi,” tegasnya.
Tak hanya trophy dan plakat, Aida Trophy juga melayani berbagai kebutuhan lainnya seperti merchandise, pin, stempel, nama dada, hingga souvenir berbahan akrilik.
Kenaikan permintaan ini juga memberi dampak positif bagi sektor lain. Industri sablon, pemasok bahan baku, hingga jasa pengiriman turut merasakan efek domino dari meningkatnya kebutuhan perlengkapan penghargaan.
Dengan momentum ini, pelaku usaha seperti Imam berharap dukungan pemerintah dan masyarakat terus mengalir, agar industri kreatif lokal bisa naik kelas dan memperluas pasar hingga ke tingkat nasional.